Selasa, 31 Mei 2011

Formasi 3-6-1 A

Pada menu pemilihan Formasi pilih formasi 3-6-1 A . kurang lebih seperti ini contoh formasinya.


Keterangan Sesuai Nomer Diatas :

1. Adalah kiper. Defence Attack High.

2. Adalah CB Defence Attack High.

3. Adalah CB Defence Attack High.

4. Adalah CB Defence Attack High.

5. Adalah DMF Defence Attack High.

6. Adalah RMF Defence Attack High.

7. Adalah LMF Defence Attack High.

8. Adalah OMF Defence Attack High.

9. Adalah LWF Defence Attack Low.

10. Adalah RWF Defence Attack Low.

11. Adalah CF Defence Attack Low.

Team Setting.

Pada Team Strategy Pilih Semua A.

Pada menu Team Setting – Attack Level – Auto Ovense.

Pada Menu Team Setting – Team Strategy – Automatic – pilih R1 Counter Attack – R2Center Attack – L1 Right Side Attack – L2 Left Side Attack.

Untuk kapten team pilih CF atau striker sebagai kapten. Hal ini bertujuan agar striker lebih agresif.

Kelebihan formasi ini adalah “Heading” yang maksimal, 99% formasi menyerang, karena pada pemain nomer 9 dan 10 lebih sering bergerak bebas tanpa atau lepas dari kawalan CB ”Bek” lawan, karena ”bek” lawan lebih sering mengawal pemain nomer 6 dan 7 pemain kita.kecuali mereka menerapkan formasi pada team strategynya Zone Press.

Sering-seringlah menyerang dari arah kanan dan kiri karena formasi ini lebih maksimal untuk penyerangan bagian sayap. untuk crossing pencet tombol ”O” 2x secara cepat. Lalu secepatnya pencet tombol ”KOTAK” tanpa menekan tombol arah.

Kelebihan formasi ini adalah 98% crossing bisa menghasilkan GOL. Kecepatan serangan balik, serta Defence yang lumayan Solid. Lalu penempatan pemain yang menyebar ke semua sudut. Untuk serangan tengah ada OMF dan DMF yang selalu siap maju mundur. Untuk membantu pertahanan ada LMF dan RMF. Buat kamu yang belum lincah melakukan gerak tipu / bahasa planetnya ”belum pintar gocek sana gocek sini” formasi ini sangat cocok, karena formasi ini cenderung LURUS yaitu serangan Kiri dan Kanan.

Kelemahan formasi ini adalah penurunan stamina yang cepat, jadi pemain lebih terkuras tenaganya karena pergerakan maju mundur yang cepat serta penerapan Counter Attack dan Auto Ovense.

Senin, 30 Mei 2011

Makanan Khas Makassar

COTO MAKASSAR




Masakan khas daerah berupa sop berkuah dengan bahan-bahan dasar yang terdiri dari usus, hati, otak, daging sapi atau kuda, dimasak dengan bumbu sereh, laos, ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, garam yang sudah dihaluskan, daun salam, jeruk nipis, dan kacang. Pada umumnya Coto Makassar disajikan/dimakan bersama ketupat.
Nikmati makanan ini disekitar jalan Gagak



SOP KONRO


Masakan khas daerah yang disajikan berupa sop berkuah maupun dibakar dengan bahan-bahan dasar seperti tulang rusuk sapi atau kerbau, dimasak/dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam, vitsin yang sudah dihaluskan. Sop Konro pada umumnya disajikan/dimakan bersama nasi putih dan sambal.
Nikmati makanan ini disekitar Karebosi dan jalan Ratulangi




SOP SAUDARA



Masakan khas daerah yang berupa sop berkuah dengan bahan-bahan dasar seperti daging sapi/kerbau yang dimasak dengan aneka bumbu dan disajikan bersama nasi putih atau ketupat dengan Ikan Bakar sebagai tambahan lauknya.
Nikmati makanan ini disekitar jalan DR. Wahidin Sudirohusodo



KAPURUNG


Walaupun bukan asli khas Kota Makassar, aslinya dari Luwu. Makanan ini bisa anda nikmati di Kota Makassar sekitar jalan Rajawali II. Bagi penikmatnya, makan kapurung dianggap memiliki seni tersendiri dan sensasi yang luar biasa. Anda harus mencobanya.



PISANG EPE'




Makanan khas daerah yang terbuat dari pisang kepok yang mengkal, dibakar dan dipipihkan. Pisang Epe' disajikan dengan kuah air gula merah yang biasanya telah dicampur dengan durian atau nangka yang aromanya dapat membangkitkan selera.



BARONGKO




Barongko adalah makanan penutup khas daerah Bugis-Makassar yang dibuat dari buah Pisang Kepok matang yang dikukus dengan daun pisang. Dahulu paada masa pemerintahan kerajaan di Sulawesi Selatan, Barongko merupakan makanan penutup yang mewah, dan hanya disajikan untuk Raja-raja, dan disajikan pada moment-moment tertentu, seperti acara perkawinan, ulang tahun, dan lain. lain. Untuk menambah cita rasa dan selera, bahan dasar Barongko biasanya ditambah dengan irisan buah Nangka atau Kelapa muda.

Minggu, 29 Mei 2011

Coto Makassar


Keberadaan Coto Makassar diawal kemunculannya masih menjadi pertanyaan besar, dimana dan sejak kapan coto makassar ini pertama kali di hidangkan. Coto makassar sendiri merupakan hidangan yang tergolong seni ketata bogaan yang sangat tinggi, yang tergolong sebagai makanan rakyat biasa atau umum. Namun coto makassar ini pula sering menjadi hidangan bagi kalangan istana di kerajaan Gowa dahulu.



Coto Makassar diduga pula telah ada sejak Somba Opu (pusat Kerajaan Gowa) berjaya pada tahun 1538 hingga terhidangkan dalam bentuk warung-warung yang ada sekarang dibeberapa pinggiran jalan. Sajian coto makassar diduga terpengaruh pula oleh makanan cina yang telah datang di abad 16, ini terlihat dari sambal yang digunakan yakni sambal tao-co merupakan bagian dari ketata bogaan Cina yang mempengaruhi budaya ketata bogaan Makassar,



Hidangan coto makassar ini, dalam aliran modern digolongkan sebagai hidangan sup. Bila dalam tradisi sejarah masyarakat Eropa yang muncul pada era sebelum revolusi industri di Inggris, sup disandingkan dengan roti sebagai pengganjal perut di malam hari. Maka Coto Makassar juga telah menjadi makanan bagi para pengawal kerajaan untuk mengisi perut di subuh hari sebelum bertugas dipagi harinya.

Coto Makassar pun dianggap hambar bila tak diiringi dengan ketupat atau burasa. Keenakan menikmati coto makassar tak terlepas pula dari tradisi peramuaanya yang secara khusus diolah dalam kuali tanah yang disebut: korong butta atau uring butta dan dengan rampah patang pulo (40 macam rempah) yang terdiri dari kacang, kemiri, cengkeh, pala, foeli, sere yang ditumbuk halus, lengkuas, merica, bawang merah, bawang putih, jintan, ketumbar merah, ketumbar putih, jahe, laos, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit, daun bawang, daun seldri, daun prei, lombok merah, lombok hijau, gula talla, asam, kayu manis, garam, papaya muda untuk melembutkan daging, dan kapur untuk membersihkan jerohan.

Khasnya rasa dari kentalnya coto Makassar dari ramuan rempahnya yang juga berfungsi sebagai penawar zat kolesterol yang terdapat dalam hati, babat, jantung, limpah dsb. Rasa khas inilah yang menurut dugaan bahwak keberadaan soto babat dari Madura, soto Tegal, soto Betawi, terinspirasi dari coto makassar karena dahulu dibawa oleh para pelaut kedaerah tempa tsoto yang lain berada sehingga diduga bahwa coto Makassar itu “lebih tua” dari pada soto di persada Nusantara ini.



Di Makassar, Coto disajikan dengan harga yang beragam. Dari mulai Rp. 3.500,- per mangkuk hingga Rp. 7.000,-, tergantung kelas si pedagang. Beberapa pedagang Coto yang paling terkenal seperti Coto Gagak, Coto Latimojong dan Coto Paraikatte biasanya sudah dipadati pengunjung sejak pagi hari sekitar pukul 7. Warung-warung Coto ini biasanya buka hingga malam. Ada juga beberapa warung yang mengambil spesialisasi buka di malam hari hingga pagi hari tiba, namanya Coto Bagadang (begadang). Waktu yang paling tepat untuk menyantap Coto memang adalah di pagi hari hingga siang hari, atau malam hingga tengah malam. Tapi itu bukan patokan utama, karena Coto sebenarnya bisa disantap kapan saja.

Sejarah Ramang (Legenda sepak bola Makassar)


Pernah ada era dimana tim sepakbola Indonesia ditakuti di Asia, bahkan Eropa. Era dimana kecanggihan teknologi belum menjamah ranah olahraga. Era dimana kemampuan fisik masing-masing pemain lebih berperan dari formasi dan taktik. Di era itu, ada satu nama pesepakbola yang luar biasa. Salah satu bakat terpendam tanah air Indonesia yang kemampuannya diakui dunia. Dia adalah Ramang, pesepakbola asal Makassar yang namanya mengangkasa, dan terlupakan.

Ramang dilahirkan di Makassar, tahun 1928. Ayahnya, Nyo’lo, merupakan Ajudan raja Gowa Djondjong Karaenta Lemamparang yang dikenal sebagai jagoan sepak raga. Sejak kecil Ramang sudah terlihat mewarisi bakat bal-balan ayahnya. Ia kerap berlatih dengan seadanya. Bola anyaman rotan, gulungan kain, hingga buah jeruk kecil menjadi teman berlatihnya.

Pada tahun 1947, Ramang bergabung ke klub sepakbola Makassar Voetball Bond (MVB), yang kini dikenal dengan nama PSM Makassar. Sebelum berlabuh di klub besar tersebut, Ramang membela Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi). Bakatnya tersendus oleh scout dari PSM ketika memperkuat tim tersebut dalam sebuah turnamen yang diadakan oleh PSM. Ramang mencetak 7 gol dalam sebuah pertandingan dan membawa Persis menang 9-0 dalam kompetisi tersebut.

Tanpa menunggu lama, PSM segera mengontrak pemain bertubuh mungil tersebut. Hanya setahun di PSM, Ramang telah melanglang buana ke seluruh penjuru daerah di Indonesia. Ketika ia kembali ke Makassar, seseorang menawarinya pekerjaan sebagai opas di Dinas Pekerjaan Umum. Gajinya hanya Rp.3500,- per bulan dan tidak pernah naik. Namun Ramang menerimanya dengan hati terbuka. Maklum, ketika itu sepakbola belum dapat dijadikan mata pencaharian tetap. Pekerjaan sampingan Ramang sebelum dikontrak PSM adalah kernet dan tukang becak. Namun akhirnya ia meninggalkan dua pekerjaan tersebut, bukan karena gajinya di PSM mencukupi, namun ia lebih mencintai sepakbola. Hal tersebut membuat kehidupan Ramang yang saat itu sudah berkeluarga, sangat memprihatinkan. Keluarganya tinggal menumpang di rumah seorang teman.

Dukungan dari sang istri yang tabah dan setia membuat Ramang dapat fokus bermain bola. Sampai akhirnya bakat luar biasa Ramang membuatnya terpilih memperkuat tim nasional Indonesia (kala itu bernama tim PSSI) pada tahun 1952.

Prestasi Ramang di tingkat nasional amat cemerlang. Dirinya dikenal sebagai striker haus gol yang tak lelah bergerak ke segala arah dengan kecepatan tinggi sambil melepas tendangan dnegan akurasi tinggi. Pada lawatannya tahun 1954 ke berbagai negeri Asia (Filipina, Hongkong, Muangthai, Malaysia) PSSI hampir menyapu seluruh kesebelasan yang dijumpai dengan gol menyolok. Dari 25 gol (dan PSSI hanya kemasukan 6 gol) 19 di antaranya lahir dari kaki Ramang.

Ketajaman Ramang membuat nama Indonesia disegani di tingkat sepakbola dunia. Beberapa tim terbaik dunia kala itu berebutan ingin menjajal kekuatan timnas Indonesia. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara, salah satu kiper terbaik dunia waktu itu, klub Stade de Reims dengan si kaki emas Raymond Kopa, kesebelasan Rusia dengan kiper top dunia Lev Yashin, klub Locomotive dengan penembak maut Bubukin, sampai Grasshopers dengan Roger Vollentein.

Namun Ramang adalah pribadi yang rendah hati, ia mengatakan bahwa prestasi timnas kala itu tak lepas dari perjuangan rekan-rekannya, bukan dirinya semata.

Ramang adalah pesepakbola dengan bakat alami murni. Sebagai penyerang, ia kerap mencetak gol dari berbagai sudut, bahkan sudut mustahil sekalipun. Permainannya pun sedap dipandang mata. Salah satu kemampuan khusus Ramang adalah tendensi dan presisi untuk melepaskan tembakan salto. Tak jarang ia merobek jala lawan dengan sepakan akrobatik yang aduhai. Satu di antaranya yang paling diingat adalah saat PSSI mengalahkan RRC dengan skor 2-0 di Jakarta. Kedua gol itu lahir dari kaki Ramang, satu di antaranya tembakan salto.

Kelihaian Ramang di lapangan bola membuat seluruh Indonesia mengenalnya. Bahkan pada era akhir 50 an, banyak ibu-ibu menamai anak mereka ‘Ramang’.

Pertandingan paling berkesan adalah ketika Indonesia bertemu Uni-Soviet di Olimpiade Melbourne 1956. Kala itu Uni-Soviet memegang predikat sebagai salah satu raja sepakbola dunia, dengan pertahanan yang digalang kiper legendaris Lev Yashin. Hebatnya, Indonesia berhasil menahan tim tersebut dengan skor kacamata. Ramang bahkan hampir saja mempermalukan Uni-Soviet dengan mencetak gol, namun gagal karena kausnya ditarik pemain belakang lawan sebelum sempat menceploskan bola.

Namun waktu terus berjalan, roda kehidupan terus berputar. Untuk Ramang, singkat saja dirinya berada di puncak kejayaan. Sinarnya meredup setelah dirinya terkena skorsing pada tahun 1960. Pria bersahaja ini dituduh menerima suap. Ketika dipanggil kembali pada tahun 1962, sinarnya telah pudar. Ramang akhirnya pensiun total dari sepakbola pada tahun 1968 dalam usia 40 tahun. Klub terakhir yang dibelanya adalah PSM Makassar.

Namun Ramang tidak meninggalkan lapangan hijau. Ia kembali sebagai pelatih dan sempat membawa tim Persipal Palu menjadi tim yang disegani di Indonesia. Ramang juga pernah melatih klub yang membesarkan namanya, PSM Makassar (sampai sekarang, salah satu julukan PSM Makassar adalah ‘Pasukan Ramang’). Namun ternyata dunia kepelatihan terlalu kejam untuk Ramang. Ia disingkirkan secara perlahan dari dunia itu hanya karena tidak memiliki ijasah kepelatihan. Padahal racikannya yang bermaterikan pengalaman pribadi dan teori yang didapatnya dari pelatih timnas PSSI Tony Pogacnick berhasil membuat jeri lawan-lawan tim yang dilatihnya.

Ramang tetap menerima semua hal itu dengan lapang dada dan legowo. Untungnya lagi, ia tidak sampai harus berhenti menggeluti dunia yang dicintainya karena isu-isu miring tersebut.


RAMANG DI MASA TUANYA

Pada tahun 1981, setelah melatih anak-anak PSM di bawah guyuran hujan, Ramang sakit. Selama enam tahun ia berjuang melawan sakit radang paru-paru yang menggerogotinya tanpa mampu berobat ke Rumah Sakit. Ramang memang hidup amat sederhana pada masa tuanya. karena sekali lagi, gaji seorang pelatih bola kala itu tidak bisa dijadikan penopang seseorang yang telah berkeluarga. Ramang hanya jebolan Sekolah Rakyat, tanpa ijasah, semua jadi sulit.

Pada tahun 1987, salah satu legenda terbesar sepakbola Indonesia ini mengehembuskan nafas terakhir di kediamannya yang amat sederhana. Ia menghuni rumah kecil tersebut bersama anak, menantu dan cucunya, semua berjumlah 19 orang.

PATUNG RAMANG YANG SEDERHANA

Kini, yang cukup menyedihkan, nama Ramang seakan sudah dilupakan. Tenggelam di bawah nama seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Bambang Pamungkas, dan Irfan Bachdim. Satu-satunya pengingat orang-orang akan keberadaannya hanyalah sebuah patung sederhana di pintu utara lapangan Karebosi, Makassar.

Mari kita kenang kembali keberadaan mereka yang pernah mengangkat nama Indonesia di mata dunia pada suatu era, walaupun hanya lewat sepakbola.

Ramang kecil Kadir kecil..
Menggiring bola di jalanan
Ruli kecil Riki kecil..
Lika liku jebolkan gawang