Selasa, 07 Agustus 2012

ardy heri


IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
            (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) ialah organisasi mahasiswa Islam di Indonesia yang memiliki hubungan struktural dengan organisasi Muhammadiyah dengan kedudukan sebagai organisasi otonom. Memiliki tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Keberadaan IMM di perguruan tinggi Muhammadiyah telah diatur secara jelas dalam qoidah pada bab 10 pasal 39 ayat 3: "Organisasi Mahasiswa yang ada di dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah adalah Senat Mahasiswa dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)”. Sedangkan di kampus perguruan tinggi lainnya, IMM bergerak dengan status organisasi ekstra-kampus — sama seperti Himpunan Mahasiswa Islam mapun KAMMI — dengan anggota para mahasiswa yang sebelumnya pernah bersekolah di sekolah Muhammadiyah.
katan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan di Yogyakarta pada tangal 14 Maret 1964, bertepatan dengan tanggal 29 Syawwal 1384 H. Dibandingkan dengan organisasi otonom lainya di Muhammadiyah, IMM paling belakangan dibentuknya. Organisasi otonom lainnya seperti Nasyiatul `Aisyiyah (NA) didirikan pada tanggal 16 Mei 1931 (28 Dzulhijjah 1349 H); Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada tanggal 2 Mei 1932 (25 Dzulhijjah 1350 H); dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM, yang namanya diganti menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah [IRM]) didirikan pada tanggal 18 Juli 1961 (5 Shaffar 1381 H).
Kelahiran IMM dan keberadaannya hingga sekarang cukup sarat dengan sejarah yang melatarbelakangi, mewarnai, dan sekaligus dijalaninya. Dalam konteks kehidupan umat dan bangsa, dinamika gerakan Muhammadiyah dan organisasi otonomnya, serta kehidupan organisasi-organisasi mahasiswa yang sudah ada, bisa dikatakan IMM memiliki sejarahnya sendiri yang unik. Hal ini karena sejarah kelahiran IMM tidak luput dari beragam penilaian dan pengakuan yang berbeda dan tidak jarang ada yang menyudutkannya dari pihak-pihak tertentu. Pandangan yang tidak apresiatif terhadap IMM ini berkaitan dengan aktivitas dan keterlibatan IMM dalam pergolakan sejarah bangsa Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an; serta menyangkut keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada waktu itu.
Ketika IMM dibentuk secara resmi, itu bertepatan dengan masa-masanya HMI yang sedang gencar dirusuhi oleh PKI dan CGMI serta terancam mau dibubarkan oleh rezim kekuasaan Soekarno. Sehingga kemudian muncul anggapan dan persepsi yang keliru bahwa IMM didirikan adalah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika dibubarkan. Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan, maka IMM tidak perlu didirikan. Anggapan dan klaim yang mengatakan bahwa IMM lahir karena HMI akan dibubarkan, menurut Noor Chozin Agham, adalah keliru dan kurang cerdas dalam memberi interpretasi terhadap fakta dan data sejarah. Justru sebaliknya, salah satu faktor historis kelahiran IMM adalah untuk membantu eksistensi HMI dan turut mempertahankannya dari rongrongan PKI yang menginginkannya untuk dibubarkan.
Penilaian yang kurang apresiatif terhadap kelahiran IMM juga bisa terbaca pada jawaban terhadap pertanyaan Victor I. Tanja. Dalam bukunya Tanja mempertanyakan: Barangkali kita akan heran, mengapa Muhammadiyah memandang perlu untuk membentuk organisasi mahasiswanya sendiri? Dari salah seorang anggota HMI (yang tidak disebutkan atau menyebutkan namanya) keluar jawaban, bahwa selama masa pemerintahan Presiden Soekarno dahulu untuk mendapatkan persetujuan darinya, sebuah organisasi harus dapat membuktikan bahwa ia mempunyai dukungan kuat dari masyarakat luas. Untuk memenuhi persayaratan inilah maka bukan saja Muhammadiyah, tetapi semua gerakan sosial politik yang ada di tanah air harus membentuk sebanyak mungkin organisasi-organisasi penunjang.
PRINSIP  IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan. Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah melakukan beberapa upaya strategis sebagai berikut :

Membina para anggota menjadi kader persya-rikatan Muhammadiyah, kader umat, dan kader bangsa, yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.

Membina para anggotanya untuk selalu tertib dalam ibadah, tekun dalam studi, dan mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk melaksanakan ketaqwa-annya dan pengabdiannya kepada allah SWT.

Membantu para anggota khusus dan mahasiswa pada umumnya dalam menyelesaikan kepen-tingannya.

Mempergiat, mengefektifkan dan menggebirakan dakwah Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat khususnya masya-rakat mahasiswa.

Segala usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan tujuan organisasi dengan mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam Republik Indonesia

Senin, 26 Desember 2011

Istilah anak Makassar

 1. matemija!
matemija! kalo diartikan harfiah agak susah karena bisa berarti macem-macem.. tapi kurang lebih sebenarnya adalah ungkapan kaget, terperanjat, teringat sesuatu, atau bisa juga sebagai ungkapan sopan tapi nyindir...
kalo matemija saja lebih ke ekspresi kaget.
contoh:
matemija! bagaimana tawwa kejadiannya? = kaget
matemija! bisa na di'? = terperanjat
matemija! lupaka jempu'ki anu... = lupa terus teringat sesuatu
matemija! datangmi bos ka. nasessa ngaseng maki seng! = sopan tapi nyindir...

2. nagigimakie
ini ungkapan lucu yang mungkin berasal dari maen gigit-gigitan antar teman di jaman dulu tapi artinya sekarang telah berubah lebih ke arah sindiran tapi buat lucu2an antar teman yang lebih jago ato lebih dari dirinya.....
contoh: tawwa, jagona mamo komputer......nagigimakie!

3. apaji!
ini kurang lebih artinya apa dong! (inget ya, pake tanda seru jadi bukan kata tanya). tapi seperti ungkapan makassar laennya, bisa juga dipake dalam kondisi macem2..., misalnya dipake sebagai ungkapan kekecawaan karena berharap sesuatu tapi nda jadi.
contoh:
apaji! lama sekali ko kutunggu!
apaji! ko bilang mo bawakankan ka' cendol....
aaapaji! (diucapkan agak panjang 'a' nya) sa kira tommi ko mo kasika...ko janjika' kemarin, ces...

4. ndataukdeh!
gak taulah! emang gw pikirin! (diungkapkan dengan mimik cuek dan agak cemberut karena merasa terganggu ato dengan tampang sok bloon males menjelaskan...)

5. maju gondronk!
dulu, jaman 80-90an banyak orang gondrong (bukan cuman mahasiswa saja) dan anggapan orang kalo gondrong berarti rewa/berani ki jadi muncul istilah majuko gondrong! (...mungkin piti' piti' ja, tolo'...)
biasanya juga istilah ini dipakai untuk memprovokasi orang yang lagi berkelahi ato demo karena dia sendiri nda berani maju ke depan...

6. apa be' itu ?
apa bede' itu? sudah jelas...

7. sallangku di'.....
sallangku = salam ; sallangku di' = nitip salam saya!
'punna nuciniki agangku, kana mami sallangku di' = kalo ketemu ma temenku, titip salam ya...

8. janlaloko kocci'2ka dari belakang......, jatu wibawayya....
artine: plis deh, jangan towel2 gw dari belakang, 'ntar jatuh dong wibawa gw!

9. piyu! piyuuuuu........!
ini ndada artinya. cuma cara manggil teman, sapaan kalo lagi lewat depan rumah teman ato gebetan/odo'2 (belum jadi pacar)

kalo piyu-piyu...! biasanya diteriakkan kalo lagi ada cewe' manis lewat... anak lorong mode : on

10. ewako!
berasal dari kata rewako! artinya beranilah! idiom khas makassar untuk keberanian. idiom khas PSM juga kalo kagi bertanding. pokoke, idiom khas orang makassar lah......

10.tenamo!
ungkapan penolakan or kekecewaan yang desperate, halah! maksudnya gini, tenamo bisa berarti tidak...nggak lah! ato janganlah..., bisa juga berarti gak jadi, gak bisa diharapkan, yah...gak jadi deh! ato semacam itu.
"riolo ji ntu, ndi'! kamma-kamma anne, teeenamo!"
artinya: itu mah dulu dek, kalo sekarang sih, gak deh!

11. bagaya begitu ko, cowot/cewet!
artine: sok begitu, cowok/cewek!

12. sori, nah !!!
(umumnya cewe' yang bilang ini dengan nada tersinggung. lha, kenapa mesti minta maap?...)
nah yang ini mah lebih tepat kalo bu lisa ato tante heroine yang jelasin.........

13. apayya seng?
apa lagi? soal apa lagi? ada apa lagi?

14. aih, tena kabajikang!
ah, gak ada baeknya! gak pernah beruntung dah!

15. hancurko, lame-lame!
ini istilah kalo lagi kongkow2 sama ana2 entah di kampus, lorong ato di dekker2....
hancurko, lame-lame adalah sebutan untuk teman yang dicalla', dipermalukan sama cewe' yang lagi diodo' ato korban penderita dari calla'an di kelompok itu...

16. kammanjo cikali!
begitu, ces! begitu, sodara! cikali dalam bahasa makassar artinya sodara dekat or sepupu, kurang lebih sama kalo dibugis disebut cappo' or sappo'.

17. kasi' ma, rong!
berikan ke saya dululah! kasi' ma dulu...

18. apaka antumae or sapaka antumae
apakekdah or siapa kek dah....

19. oee.......sappeda......!
istilah ini terkenal jaman dulu, entah siapa yang mulai. paling mungkin berasal dari obrolan tukangbecak yang memang banyak melahirkan istilah2 lucu di makassar
ada juga yang bilang (temen gw yang sok filosofis..) we, sappeda.....adalah sindiran bagi orang miskin yang gak punya apa2 dan merupakan pasangan dari istilah, we...pajero.....! entah benar ato tidak...)

20. piko berak! pigi berak!
satu lagi istilah lucu dari makassar . arti harfiahnya sebenarnya: pergi bab (buang air besar) tapi senarnya menjadi idiom sindiran bagi seseorang untuk menyudutkan orang lain yang terlalu banyak ngomong, sok pinter or lagi males aja bicara ma orang itu... ato ungkapan lucu ketika membicarakan sesuatu yang tidak mungkin ato cuma mimpi, biasanya ditutup dengan kata2 ini..... pigi berak!



21.mati kiri
seorang cowok yang memiliki sikap yang sangat baik, perhatian, sok jadi pahlawan, pada perempuan tetapi sebaliknya jadi penjahat dan acuh tak acuh pada sesama lelaki.
22.basa mami.
Mami berasal dari kata Mummy (ing) yang sebenarnya dari bahasa latin Mama (lat) tang artinya susu atau payudara atau salangkangan.atau biasa juga yang diistilahkan cewek brensek atau apakah sejinis itu.

Takalar Lahir dari Perjuangan Para DAENG!!!

Terbentuknya Kabupaten Takalar tidak dapat dipisahkan dari peran pelaku pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat dimasa lalu, dimana pada saat itu Takalar sebagai Onderafdelling yang tergabung pada Daerah Swatantra Makassar yang meliputi beberapa daerah seperti Takalar, Jeneponto, Gowa, Maros dan Pangkep.



Pada saat itu peran pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat, serta dari kalangan politik tidak henti-hentinya memperjuangkan agar Takalar bisa berdiri sendiri sebagai satu kabupaten. Dalam usahanya mencapai tujuan perjuangan tersebut, dibentuklah tim kecil yang akan menyuarakan aspirasi masyarakat wilayah Takalar menghadap ke Pemerintah, baik legeslatif maupun eksekutif, yakni ;



Utusan empat orang, masing-masing H. Dewakang Dg. Tiro, Daradda Dg. Ngambe, Abu Dg. Mattola dan Abd. Manna Dg. Liwang menghadap legeslatif (DPRD) swantantra Tk. II Makassar.



Utusan delegasi dari tokoh-tokoh pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat yang mencerminkan perwakilan dari seluruh distrik (adatgemenschap) untuk menghadap Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan di Makassar guna menyalurkan aspirasi dan tuntutan masyarakat supaya Takalar bisa berdiri sendiri menjadi Kabupaten.



Perjuangan jalur diplomasi tersebut membutuhkan waktu yang panjang, yakni dengan pertemuan-pertemuan dan dengan pendapat yang dilakukan antara pemerintah dan propinsi Sulawesi Selatan dengan beberapa tokoh yang terdiri dari Kepala Distrik dan tokoh-tokoh masyarakat lain, H. Makkaraeng Dg. Manjarungi, Bostan Dg. Mama'ja, H. Mappa Dg. Temba, H. Achmad Dahlan Dg. Sibali, Nurung Dg. Tombong, Sirajuddin Dg. Bundu dan beberapa lagi tokoh-tokoh lainnya.



Hasil awal dari perjuangan tersebut mulai nampak dengan terbitnya Undang-undang No.2 Tahun 1957 (LN Nomor 2 Tahun 1957) tentang pembentukan Kabupaten Jeneponto dan Takalar yang bergabung menjadi satu Kabupaten dengan nama Kabupaten Jeneponto/Takalar di bawah pimpinan H. Manyingarri Dg. Sarrang selaku ketua DPRD dengan Pusat pemerintah di jeneponto sebagai Ibukota Kabupaten.



Tergabung dengan daerah lain dalam sistem pemerintahan bukanlah tujuan akhir perjuangan para tokoh masyarakat di wilayah Takalar, tujuan akhir adalah terbentuknya wilayah Takalar dalam suatu sistem pemerintahan sendiri, yakni Kabupaten Takalar dan beribukota pemerintahan sendiri. Dari situ dialog terus dilakukan hingga dua tahun kemudian, yakni tahun 1959 terbitlah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 (LN No. 74 Tahun 1959) tentang pembentukan daerah-daerah Tingkat II Sulawesi Selatan dimana Kabupaten Takalar berdiri sendiri sebagai satu kabupaten dengan ibukota Pattallassang berdasarkan Perda No. 13 Tahun 1960.



Dengan demikian maka pada tanggal 10 Februari 1960 terbentuklah pemerintahan Kabupaten Takalar dengan Bupati Kepala Daerah (pertama) Donggeng Dg. Ngasa seorang pamongpraja senior.



Berdasarkan struktur pemerintahan pada waktu itu Bupati Kepala Daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh empat orang Badan Pemerintahan Harian (BPH) masing-masing :



- BPH Tehnik dan Keamanan : H. MAPPA DG. TEMBA

- BPH Keuangan : BANGSAWAN DG. LIRA

- BPH Pemerintahan : H. MAKKARAENG DG. MANJARUNGI

- BPH Ekonomi : BOSTAN DG. MAMAJJA



Sebelumnya, pada masa penjajahan Belanda di Indonesia, Takalar yang merupakan Onderafdeling yang membawakan beberapa Distrik (Adatgemenschap) yang masing-masing dipimpin oleh seorang yang bergelar Karaeng dan Lo'mok yang sangat berwibawa.

Istilah Mati Kiri


Jika sahabat-sahabat pernah berkunjung ke Sulawesi Selatan, khususnya di Makassar, kemungkinan besar sahabat-sahabat pernah mendengar istilah Mati Kiri, sebuah istilah yang khas dan orisinil lahir dari lidah-lidah orang Sulawesi Selatan. Istilah ini dibentuk dari kata Mati dan Kiri, namun maknanya sudah berbeda dari kata-kata pembentuknya. Seperti kebanyakan istilah bentukan bahasa Indonesia lainnya yang mengandung kata kiri, istilah ini juga berkonotasi negatif. Istilah ini memiliki makna yang cukup mendalam dan oleh orang-orang Sulawesi Selatan digunakan untuk menunjukkan sikap diskriminatif yang berlebihan dalam masalah gender, khususnya sikap seorang laki-laki yang memperlakukan berbeda antara lawan jenisnya dan sesama jenisnya. Olehnya itu, istilah Mati Kiri ini sangat melekat dengan laki-laki sehingga lahirlah istilah Cowok Mati Kiri, artinya seorang cowok yang memiliki sikap yang sangat baik, perhatian, sok jadi pahlawan, pada perempuan tetapi sebaliknya jadi penjahat dan acuh tak acuh pada sesama lelaki.
Contohnya, ada seorang cowok/lelaki trus ada teman lelakinya yang minta tolong untuk sesuatu yang dapat dia lakukan tetapi dia tidak mau membantu, namun di saat yang sama ketika ada seorang perempuan cantik yang meminta tolong untuk hal yang sama dengan cepat si lelaki tadi mengiyakan dan bersedia membantu seketika itu juga. Ini salah satu contoh yang menggambarkan seorang Cowok yang mati kiri. Untuk definisi lain berikut saya kutipkan langsung dari sebuah forum lengkap dengan logat Makassarnya.
tapi ada jg yg bilang toh… katanya mati kiri itu = tidak berani kalo sama cewek, tapi kalo sm cowok banyak sekali ceritanya… hehe apa lg kalo sm cewek cantik gemetaranki lututnya…
Definisi ini juga benar, dan intinya istilah Mati Kiri bermakna sikap diskriminatif yang berlebihan dalam masalah jender. Mungkin istilah Cewek Mati Kiri juga ada tetapi istilah ini belum pernah saya dengar disebut oleh orang-orang Sulawesi Selatan. Bahkan penyebutan kata Mati Kiri hampir tidak pernah terlepas dari kata Cowok, Cowok Mati Kiri, sehingga telah terjadi sedikit pergeseran makna bahwa Mati Kiri itu lebih berkonotasi ke sifat laki-laki.
Jadi suatu saat nanti jika bepergian ke Sulawesi Selatan, khususnya Makassar , sahabat-sahabat sudah bisa mengerti jika ada yang mengucapkan istilah tersebut, apalagi kalau istilah itu ditujukan kepada Anda big grin. Istilah ini tidak hanya berlaku di dunia nyata loh, karena sepertinya saya mulai melihat ada indikasi-indikasi Mati Kiri yang mulai menjangkiti sahabat-sahabat blogger pejantan, hahaha…. JUST KIDDING tongue. Semoga tidak ada yah, peace!